-saudaraku yang
baik, kita tahu bahwa negeri kita ini sudah terlalu banyak dilanda bala
bencana, tetapi Insya Allah akan datang suatu masa dimana negeri ini akan
bangkit menjadi negeri yang terhormat. Syaratnya adalah :
Kita harus mempunyai semangat, kalau selama ini bangsa kita menjadi
babak belur, itu semua bukan karena miskin alamnya, tapi karena miskin hatinya,
apa contohnya? Kita ini pelit sekali untuk senyum kepada orang lain dan pelit
sekali untuk memaafkan orang lain. Maka jikalau saudara-saudaraku setuju maka
Tahun 2005 ini akan kita coba jadikan menjadi tahun akur bagi kita semua.
Jangan ada lagi pertengkaran, karena buat apa? tidak menghasilkan sesuatu yang
berguna, sungguh sedih rasanya melihat negara yang kaya seperti ini bisanya
hanya berkelahi. Oleh karena itu kita butuh para pemimpin yang senang akur,
kita butuh orang-orang pintar yang bisa akur dan kita butuh juga rakyat yang
mau akur. Insya Allah.
Saudaraku, mungkin penyebabnya adalah bisa jadi karena selama ini
kita sangat sombong dan meremehkan Allah yang menguasai langit dan bumi. Kita
merasa hebat, padahal siapa yang hebat? Tidak ada manusia yang hebat, bukankah
manusia asalnya dari setetes mani ujungnya jadi bangkai kemana-mana bawa
kotoran? Siapa yang hebat di Indonesia? Tidak ada yang hebat, yang hebat adalah
kalau kita bisa menggiring masyarakat kita untuk taat pada Allah yang menguasai
langit dan bumi. Semoga kita senantiasa memperbaiki diri, dan Insya Allah.
Allah akan memberikan yang terbaik pula bagi hambanya.
Saudaraku, Rasulullah sendiri pernah bersabda : "Mukmin yang
paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya". (HR.
Tirmidzi). Dengan demikian, akhlaqul karimah tak diragukan lagi merupakan
tolak ukur yang paling utama, maka, kita pun dapat bercermin pada diri sendiri,
adakah kita telah layak menjadi insan pilihan-Nya. Marilah bertafakur karena
siapa tahu kita saat ini tengah menempuh suatu jalan yang dapat mengantarkan
kita untuk dapat menggapai mahkota kemuliaan, atau sebaliknya, tengah menuruni
lembah menuju kehinaan. Wallahu a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar