skip to main |
skip to sidebar
Hapuslah Air Mata di Pipi, Hilangkan Lara di Hati...
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia.
Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa
terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan.
Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang
menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya,
bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. Lalu, hati menciptakan serpihan
kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.
Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? Semua itu hadir
tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang
tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang
istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan
sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan
sholehah.
Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita
beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi
setiap sudut rumahtangganya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala
keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi
hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin
itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya?
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan
diri hingga ia menemukan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya
yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah
kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?
Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga. Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa
hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.
Duhai ukhti sholehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, karena
masih ada akhirat. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun
tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan
jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan
bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai
lajang di dunia fana. Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan
telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.
Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang
Pemilik Cinta. Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri,
duhai ukhti. Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kembalikan segala
urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih.
Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang
Pemilik Hati. Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski
ia tidak menyadarinya.
Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam karena tak kunjung
usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. Menangislah karena air mata
permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup
ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiap
menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas
bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tausyiah-lah selalu hati
dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.
Bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. Karena sejak ruh
telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.
Sabarlah ukhti sholehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya.
Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang.
Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah,
laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.
Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Terimalah semua sebagai
bagian dari perjalanan hidup ini. Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan
menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. Hingga,
kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat
sendiri.
Semoga. Wallahua'lam bi shawab.
kafemuslimah.com
0 komentar:
Posting Komentar